![]() |
Dari Hiburan Kampung hingga Ladang Uang Pemain Profesional daungroup sport |
Apa Itu Tarkam? Asal Usul & Budaya yang Melekat
Tarkam (turnamen antarkampung) bukan sekadar kompetisi sepak bola di lapangan terbuka beralaskan tanah dan rumput liar. Ia sudah menjadi bagian dari budaya olahraga rakyat di Indonesia, dengan akar kuat di desa-desa, perkampungan, dan kawasan pinggiran kota.
Biasanya diselenggarakan saat libur nasional, hari raya, atau akhir pekan panjang, tarkam mempertemukan klub-klub kampung, karang taruna, dan komunitas lokal yang haus akan kompetisi. Namun kini, atmosfernya berubah drastis—dari sekadar hobi menjadi ladang cuan.
Uang Tarkam: Nominal yang Menggoda, Bahkan untuk Pemain Profesional
Tak dapat dimungkiri, imbalan finansial dari tarkam bisa sangat fantastis. Banyak sponsor lokal, pengusaha daerah, atau tokoh masyarakat menyuntik dana demi gengsi. Imbalan main satu kali bisa mencapai Rp 2 juta – Rp 10 juta untuk pemain bintang, bahkan lebih.
“Sekali main bisa dapet Rp 5 juta. Kalau sehari ikut dua pertandingan beda tim, bisa dapet Rp 10 juta. Belum lagi bonus kalau menang,” ujar salah satu pemain Liga 2 yang minta namanya disamarkan.
Inilah yang membuat banyak pemain Liga 1 dan Liga 2 ikut tarkam diam-diam. Bahkan, penggawa Timnas U-23 pun tak ketinggalan.
Siapa Saja Pemain Timnas yang Ikut Tarkam?
Nama-nama seperti:
-
Hokky Caraka (PSS Sleman)
-
Kadek Arel (Bali United)
-
Dony Tri Pamungkas (Persija)
-
Cahya Supriadi (Persija)
...disebut-sebut sempat turun ke turnamen tarkam selama masa liburan atau jeda kompetisi. Meski sebagian tampil dalam event semi-resmi atau dengan alasan sosial, publik tetap ramai memperdebatkan etika dan profesionalisme dari hal ini.
Risiko Besar Mengintai: Dari Cedera Hingga Reputasi
Kendati menawarkan imbalan finansial yang cepat, tarkam juga menyimpan bahaya besar:
-
Cedera parah: Banyak kasus ligamen robek, patah tulang, hingga gegar otak.
-
Kekerasan antar pemain: Adu fisik yang brutal, minim pengawasan medis.
-
Reputasi tercoreng: Jika sampai viral, nama baik pemain bisa terganggu.
-
Potensi konflik kontrak: Klub resmi tidak menyetujui aktivitas di luar jadwal, apalagi tanpa izin tertulis.
Apa Kata Pelatih dan Pengamat Sepak Bola?
Pelatih Timnas U-23 pernah menyentil fenomena ini. Ia menegaskan bahwa meski tidak dilarang secara resmi, pemain profesional harus memahami risiko dan tanggung jawab mereka.
"Kita paham mereka butuh tambahan penghasilan, tapi sebagai pemain Timnas, mereka punya tanggung jawab lebih besar," ujar pelatih Dzenan Radoncic.
Beberapa klub bahkan mulai memasukkan klausul anti-tarkam dalam kontrak pemain, agar risiko cedera bisa ditekan.
Tarkam dari Sisi Sosial dan Ekonomi: Antara Nafkah dan Hiburan
Dari sisi ekonomi mikro, tarkam menjadi penggerak:
-
UMKM lokal laris manis: Penjual makanan, es, hingga merchandise klub kampung kebanjiran pembeli.
-
Wisata olahraga lokal: Turnamen tarkam kadang menarik penonton ribuan orang dari berbagai daerah.
-
Ajang unjuk bakat: Banyak pencari bakat dan pelatih lokal memantau pemain potensial dari tarkam.
Solusi dan Rekomendasi: Profesionalisasi Tarkam?
Jika tarkam sudah menjadi budaya dan kebutuhan ekonomi, menghapusnya bukan solusi. Beberapa pakar menyarankan:
-
Dibentuk liga tarkam semi-profesional
-
Pengawasan federasi atau asosiasi lokal
-
Penjaminan asuransi untuk pemain
-
Kerja sama dengan klub untuk legalisasi partisipasi
Penutup
🔴 Baca selengkapnya hanya di Daungroup Sport
📲 Klik untuk melihat update terbaru: https://sport.redmihemat.online